Sunday, January 25, 2009

Antara Hidup Dan Mati

II Korintus 1: 9
"Bahkan kami merasa, seolah-olah kami telah dijatuhi hukuman mati. Tetapi hal itu terjadi, supaya kami jangan menaruh kepercayaan pada diri kami sendiri, tetapi hanya kepada Allah yang membangkitkan orang-orang mati."

Siapa dari kita yang dapat memetakan pikiran seseorang yang tinggal beberapa saat saja menjalani hidup. Ada seseorang yang bernama victor, ia mencoba untuk menuturkan apa-apa saja yang melintasi benak seseorang yang akan dihukum mati pada sebuah buku yang berjudul Hari terakhir seorang terpidana mati.

Di sana, digambarkan bahwa setiap menit berisi gagasan. Mimpi bagaikan menyatu dengan kenyataan. Kepedihan membaur dengan kengerian. Hidup setiap saat, setiap waktu terasa sengat berarti. Bahkan segala sesuatu yang dilihat, dirasakan, diraba semuanya itu dicoba untuk dicari-cari detilnya sebagai bahan untuk dituangkan dalam kata-kata yang terbatas, untuk memaknai hidup dalam waktu yang merambat.

Ada salah satu renungan terpidana yang baik adalah "Semua orang telah dijatuhi hukuman mati dengan penangguhan yang tidak ditentukan." Bukankah hal itu benar? Bukankah suatu saat kita akan mati? Yang menjadi masalah adalah kita kadang lupa kalau suatu saat kita akan mati.

Kematian memang bukan akhir dari segalanya. Namun, cara kita menyongsong kematian itu yang penting. Itu tergantung pada hingga sejauh mana kita mempertahankan apa yang kita percayai selama hidup. Kalau selama hidup kita goyah iman, bagaimana kita bisa yakin dengan iman itu ketika maut menjemput kita? Seseorang berkata, " Engkau tidak akan pernah tahu seberapa besar kepercayaanmu mengenai sesuatu hal sampai hal itu menjadi masalah antara hidup dan mati." Ya, hingga nafas terakhir terhembuskan, setialah pada iman kita.

Kesaksian saya:
Saya memang tidak pernah berada di keadaan antara hidup dan mati akan tetapi ketika saya membaca renungan ini, saya berpikir kapan saya akan dijemput Tuhan dan ketika hal itu terjadi apakah saya sudah siap. Saya memang yakin kalau setiap orang yang percaya kepada Tuhan Yesus maka ia diselamatkan dan Tuhan menjamin orang tersebut untuk masuk sorga akan tetapi kadang kala ketika saya memikirkan kematian, jujur saya menjadi takut. Kadang saya menjadi iri kepada orang-orang yang memiliki iman yang sangat kuat, ketika ditanya apakah kamu takut mati, ia dengan pasti menjawab tidak. Renungan pagi hari ini, benar-benar mengingatkan saya, bahwa setiap orang pasti mati akan tetapi apakah ketika kematian menjemput saya sudah siap.
Di dunia ini saya banyak melihat sanak saudara atau orang-orang yang telah meninggal, mereka bukanlah orang yang setia terhadap Tuhan di dalam hidupnya, akan tetapi ketika mereka telah berada di antara hidup dan mati, mereka sungguh-sungguh bertobat dan berserah penuh kepada Tuhan. Ada dari mereka yang tetap mati akan tetapi mereka mati dengan percaya kepada Tuhan dan ada juga yang dari mereka yang dipulihkan dan hidup untuk Tuhan. Tuhan memang menyelamatkan setiap orang yang percaya kepada Dia, akan tetapi satu hal yang ada di hati saya, apakah kita harus menuggu berada di antara hidup dan mati baru mau bertobat dan percaya kepada Tuhan Yesus. Bukankah lebih baik apabila dari sekarang kita bertobat dan percaya kepada Tuhan sehingga ketika kematian mau menjemput kita, kita percaya kalau kita akan berada di sisi Tuhan. Akan tetapi yang saya bingung adalah kenapa ada juga manusia yang ketika sudah berada di antara hidup dan mati akan tetapi tetap saja berkeras tidak mau percaya kepada Tuhan malahan ada dari mereka yang mengutuk Tuhan padahal hanya melalui Dialah kita dapat diselamatkan.

Note:
Ketakutan muncul dari ketidaktahuan.

0 comments:


Free Blogger Templates by Isnaini Dot Com and Archithings. Powered by Blogger